SILA' MO DATANG NING BLOG PARIRI LEMA BARIRI

rss

Senin, 22 Maret 2010

KAPAN YA JALANNYA DIASPAL??

          Ruas jalan masuk ke Desa Kalimantong masih belum diaspal. Sehingga mengakibatkan arus transportasi menjadi kurang lancar dan jalan menjadi berlubang, apalagi saat ini musim penghujan jalan menjadi becek dan berlubang yang menyebabkan air hujan tergenang dibadan jalan tersebut akibat dari semua itu maka penduduk yang pemukimannya berada didepan jalan itu merasa tidak nyaman .
Saat  Komedik turun memantau jalan tersebut dan bertemu langsung dengan Ayubar Selaku Kepala Desa Kalimantong diruang kerjanya mengakui bahwa jalan tersebut belum diaspal yang disebabkan pada saat Itu Orang dari PU mengatakan bahwa status jalan masih belum jelas antara Jalan Milik Provinsi atau Jalan Milik Kabupaten. Padahal kalau ditinjau dari segi letak dan posisisi jalan adalah jelas – jelas jalan lingkungan dan merupakan tanggung jawab Kabupaten. Sumbawa Barat. "Harapan saya kepada pemerintah yang diatas adalah agar jalan itu segera ditanggulangi dan diperhatikan untuk lancarnya transportasi serta kepentingan umum".
Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Kartono Staf Desa Kalimantong dan Selaku koordinator Program Nasional Pemberdayaan  Masyarakat Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PNPM-PISEW) Desa Kalimantong mengatakan bahwa sepengetahuannya jalan itu menjadi jalan desa/ jalan lingkungan karena di samping jalan sudah banyak pemukiman warga Kalimantong dan mengingat jalan itu hanya di dilalui 1 desa induk saja yaitu Desa Kalimantong saja dengan kata lain jalurnya hanya sapai dalam desa saja sudah tidak ada lagi akses keluar lagi maksudnya jalan Buntu di Desa Kalimantong Ketua BPD Kalimantong Bapak M.Saleh juga mengatakan bahwa jalan masuk ke desa kalimantong adalah termasuk jalan lingkungan dan beliau juga mengatakan bahwa untuk saat ini menanti bantuan dari Provinsi katanya , karena kami sudah mengirim surat ke Provinsi tentang jalan dan bahkan saya sendiri sudah tiga kali menemui Pihak terkait di propinsi te namun sampai saat ini belum terealisasi dan insyaAllah bulan Nopember 2010 katanya jalan itu anggarannya keluar . By Hesso

SOSIALISASI SERTIFIKASI TANAH PEKARANGAN RUMAH

Kalimantong (21/3), Desa Kalimantong merupakan salah satu desa di Kecamatan Brang Ene yang mendapat perhatian dari Pemerintah yakni Program Nasional (PRONA) tentang Pengurusan Sertifikasi Tanah Pekarangan Rumah yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanahan Kab. Sumbawa Barat (KSB). Dalam sosialisasi yang dilaksanakan kemarin (18/2 )di Aula Pertemuan Kantor Desa Kalimantong, Kepala Dinas Pertanahan KSB, Kaharuddin, mengatakan bahwa program ini merupakan program pemerintah semata-mata untuk membantu warga sekaligus merupakan ajang sosialisasi kepada masyarakat tentang keuntungan dari Pengukuran dan Sertifikasi Tanah Pekarangan. Beliau menekankan bahwa tanah yang diukur nantinya harus dipastikan tidak dalam sengketa. Quota untuk Desa Kalimantong sebanyak 80 obyek pajak. Biaya untuk program ini hanya Rp. 200.000/wajib pajak. Biaya yang ditetapkan ini tergolong murah bila dibandingkan dengan dengan pengurusan yang dilakukan secara pribadi yaitu sebesar Rp. 750.000 bahkan lebih karena disesuaikan dengan luas obyek pajaknya.

Ditempat terpisah, Ramang Aulia Mursidi, Petugas Pengukuran tanah mengatakan hal yang serupa. "Pengukuran ditargetkan sebanyak 20 obyek pajak dalam sehari. Namun kenyataannya, kami hanya mampu menyelesaikan 7 -14 obyek pajak dalam sehari. Hal ini disebabkan karena cuaca yang kurang menentu serta tidak pas nya tapal batas yang dipasang oleh pemilik tanah" ungkapnya lagi. "Harapan kami kedepan, agar setiap obyek yang akan diurus sertifikatnya dipasang tapal batas yang jelas sehingga tidak menjadi konflik berkepanjangan antar tetangga. Jika tanah yang diukur masih berstatus sengketa, kami tidak akan melakukan pengukuran untuk proses sertifikasi untuk tanah bersangkutan" jelasnya panjang lebar.

Konfirmasi Komedik kepada salah satu warga yang mengikuti kegiatan tersebut, Goes, Staf Kantor Desa Kalimantong, mengakui kendala yang dihadapi oleh petugas pengukuran tanah tersebut. Namun ada pula keuntungan yang didapat, yaitu adanya sertifikat yang dipegang pemilik tanah sebagai bukti kepemilikan. " Lumayan pak, bisa diagungkan ke Bank kalo lg kepepet" ujarnya spontan. Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Desa Kalimantong, Ayubar, bahwa masyarakat Kalimantong menerima dengan senang hati program ini. Namun sempat ada keluhan dikhawatirkan mahalnya biaya yang dikeluarkan untuk pengurusannya. " semoga dikesempatan berikutnya quota untuk Desa Kalimantong ditambah karena banyak warga yang berkeinginan untuk membuat sertifikasi tanah yang dimilikinya. Hasan K




Minggu, 21 Maret 2010

PENERIMAAN TARUNA BARU PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERHUBUNGAN 2010 TELAH DIBUKA!!!!!

Bagi pemuda pemudi terbaik bangsa  yang berwarga negara indonesia,sehat jasmani dan rohani, dan berusia maksimal 23 tahun. Badan Pendidikan dan Pelatihan Perhubungan pada Tahun Akademik 2010 menerima para pemuda/pemudi Warga Negara Indonesia untuk dididik menjadi Taruna/Taruni Diklat Perhubungan dalam berbagai program. Untuk lebih jelas, unduh pengumumannya dengan mengklik link dibawah ini:


pengumuman CATAR 2010.pdf

pengumuman CATAR 2010(2).pdf



sumber : http://diklat.dephub.go.id


 Hari wibowo

19 TAHUN MENJADI PENJAGA PASAR

Taliwang (20/03). Adalah M. Tayub seorang Penjaga Malam dipasar Taliwang. Prefesinya sebagai security di malam hari telah tekuni selama 19 Tahun. Waktu yang cukup lama bagi kebanyakan orang yang bekerja dalam menempuh profesinya. Dia telah menjadi penjaga pasar jauh sebelum Kabupaten ini terbentuk, sebelum Kecamatan Taliwang dan sekitarnya dimekarkan menjadi Kabupaten Sumbawa Barat.

Dengan 1 istri dan 6 anak, upah yang diperolehnya tak mampu mencukupi kebutuhan keluarganya yang tidak sedikit. Apalagi dengan kondisi harga-harga bahan pokok yang semakin meroket belakangan ini. Komedik  yang mengkonfirmasi akan kebenaran hal ini, hanya bisa terdiam saat dia menceritakan suka-dukanya menjadi penjaga malam pasar Taliwang. Dimana-mana yang namanya pasar tentulah lebih sering identik dengan bau busuk, sampah, dan segala sesuatu yang sebenarnya tidak layak untuk diakrabi setiap malam karena merupakan sumber penyakit. Apalagi selama 19 Tahun yang telah ditempuhnya, tentulah membutuhkan kesabaran dan keuletan yang luar biasa, karena tak ada kemampuan lain yang dimilikinya untuk menghidupi anak dan istrinya. Dia melakoni pekerjaannya bersama ketiga rekannya yang dilakukan secara bergilir.

Upah yang diterimanya setiap bulan yaitu sekitar Rp. 600.000 s/d 700.000 yang diperoleh dari urunan para pemilik kios yang berjualan di Pasar Taliwang. Mereka membayar Rp. 15.000 s/d 20.000 perbulan per kios. Kepala Pasar yang melaksanakan pemungutan kepada semua pemilik kios. Setelah terkumpul baru diserahkan kepada penjaga pasar. Namun terkadang para pemilik kios yang memiliki kios lebih dari satu tidak membayar sesuai dengan jumlah kios yang dimilikinya sehingga otomatis penghasilannya yang akan diperoleh perbulannya pun akan berkurang karena uang pungutan yang sudah terkumpul akan dibagikan lagi kepada ketiga rekannya yang lain.

Kelangsungan profesi dan sumber penghidupannya ini kembali dipertanyakan, berhubung Pasar dan Terminal Taliwang yang baru dan berlokasi di pinggiran kota Taliwang akan mulai difungsikan. Apakah dia dan teman-temannya yang lain akan tetap dipercaya untuk meneruskan profesinya?? atau kalaupun digantikan oleh orang  lain, kira-kira apa yang akan dilakukannya untuk menghidupi keluarganya??.. Belum ada perhatian khusus dari Pemerintah setempat mengenai hal ini. Minimal Surat Keputusan Pejabat yang berwenang  seperti layaknya penjaga malam yang ada di dinas-dinas ataupun terminal  yang ada di kota Taliwang ini, sebagai pertanda diakuinya keberadaannya ataupun eksistensinya mengabdikan separuh hidupnya untuk pekerjaannya. Untuk seragam pun didapatnya dari Pemerintah Kabupaten saat dia ditegur langsung oleh Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Barat beberapa tahun lalu yang kebetulan mendapatinya bertugas tanpa seragam khusus. Saat dikonfirmasi kepada Dinas Koperasi dan Perdagangan Kab. Sumbawa Barat, mereka tak tahu menahu. Karena mereka hanya menangani masalah karcis yang dibayar oleh pedagang-pedagang yang berjualan dipasar. Sehingga belum jelas kemana dia dan rekan-rekannya akan mengadukan nasibnya. Semoga menjadi bahan renungan bagi kita semua bahwa masih banyak saudara-saudara kita yang membutuhkan perhatian akan kelangsungan hidupnya. Sesuai dengan haknya sebagai warga negara Indonesia, mendapatkan kehidupan yang layak sebagaimana warga negara Indonesia lainnya. Tiffa N.

Selasa, 16 Maret 2010

PEMBANGUNAN KOPERASI BERBASIS RT DISOSIALISASIKAN

Kalimantong. Sesuai dengan program Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), mensejahterakan rakyat melalui pembangunan berbasis RT. Akhirnya Sosialisasi Pembangunan Koperasi berbasis RT di Desa Kalimantong dilaksanakan, yaitu mulai tanggal 1 Maret 2010 sampai dengan tanggal 18 April 2010.  Acara  Pembukaan Sosialisasi ini dilaksanakan di Aula Kantor Desa Kalimantong dan dihadiri oleh Ketua RT, Kepala Dusun, Kepala Desa, Camat, serta Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopinda) Kab. Sumbawa Barat. Dalam sambutannya, Kepala Desa Kalimantong, Ayubar, mengharapkan kepada dewan Dekopinda KSB untuk tidak sekedar sosialisasi program, tapi harus ada pelatihan khusus untuk semua Ketua RT yang ada di Kecamatan Brang Ene terkait dengan tata cara pengisian buku administrasi dan lainnya.

Ketua Dekopinda, Drs. M. Thamsil, MM dalam sambutannya mengatakan bahwa latar belakang berdirinya Dekopinda KSB yang berdiri sejak Tahun 2007 adalah untuk menyalurkan aspirasi koperasi ke Pemerintah Daerah. "Ketua Koperasi itu tidak harus ketua RT" pungkasnya lagi. Diharapkan koperasi yang dibentuk akan mengalami kemajuan yang berarti sehingga bermanfaat untuk usaha-usaha kecil dan menengah sehingga benar-benar dapat membantu untuk peningkatan ekonomi masyarakat KSB pada umumnya. Kegiatan simpan pinjam modalnya berasal dari Pemerintah KSB sebesar 13 Milyar. Pada Proses pencairannya, Pemerintah Daerah sedang mencoba menjalin kerjasama dengan semua Bank yang ada di KSB yaitu Bank NTB, Bank BRI, Bank Muamalat, Bank dan Bank BNI tanpa persyaratan, dimana mekanisme pencairannya adalah hanya menggunakan Akta Pendirian Koperasi. Biaya Pengurusan Akta Koperasi ini akan ditanggung oleh Pemerintah Daerah sebesar Rp.300.000, akan tetapi apabila hingga 31 Desember 2010 tidak ada koperasi yang terbentuk maka dana bantuan itu akan dikembalikan ke  kas daerah.

Program Pembangunan Koperasi berbasis RT ini telah mulai diperkenalkan ke masyarakat luas saat di Launching pada Perayaan Hari Lahir (Harlah) KSB ke-6 tanggal 20 November 2009 kemarin. Hasan K









Senin, 15 Maret 2010

Panen Raya ?? KAMI JUGA BISA !!!

 Kalimantong. Dengan tema  "MELALUI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI KITA TINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI" SMK Pertanian Brang Ene kembali melaksanakan Panen Raya Padi Sri, yang dirangkaikan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW (14/03/2010). Panen raya kali ini merupakan yang kedua kalinya, karena sekarang baru memasuki Tahun Ajaran yang kedua. Siswa menanam padi dengan menggunakan Sistem SRI ( Sytem of Rice Intensification) atau lebih dikenal dengan sistem tanam satu-satu dengan jarak yang telah ditentukan. Untuk mengetahui hasil dari sistem tanam ini, digunakan alat berupa ubinan yang terbuat dari besi kemudian disusun seperti kotak dengan ukuran 2 x 2 meter. Dengan ukuran yang telah disebutkan, terdapat 45 rumpun padi dengan hasil timbangan bersihnya 3.6 Kg sehingga prediksi hasil panen dengan sistem ini sekitar 10.08 ton/Ha. Yang diunggulkan dalam panen ini yaitu jenis padi yang digunakan yaitu varietas Padi Invari dimana rencananya varietas padi ini akan direkomendasikan untuk digunakan oleh petani yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat. Keunggulan dari sistem tanam ini adalah pemakaian bibit yang lebih irit dengan perbandingan 19 kg/Ha.

Acara ini dihadiri oleh Pejabat Tinggi antara lain Anggota DPRD Kab. Sumbawa Barat, Kepala Dinas Pendidikan dan Olah Raga, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Kepala Desa se-Kecamatan Brang Ene Kab. Sumbawa Barat. Dalam kesempatan itu, Kepala Sekolah SMKN Pertanian Brang Ene, M. Thamrin, S.Pd. mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan wujud rasa syukur keluarga besar SMKN Pertanian Brang Ene dalam melaksanakan Uji Kompetensi selama 3 Bulan. Dalam musim tanam kali ini, siswa mencoba 3 varietas padi yaitu Intani, Padi Hibrida varietas 2 dan Invari Mikonggo. Ia juga mengatakan bahwa lulusan SMKN Pertanian Brang Ene ini akan disebarkan untuk menjadi Penyuluh-penyuluh pertanian yang handal dibidangnya. Sehingga mereka dapat membina petani yang masih menggunakan cara-cara konvensional untuk menggunakan tata cara bertanam yang lebih modern. Para siswa juga telah dilengkapi dengan 3 konsep Agribisnis yaitu Teknik Budidaya, Sapta Usaha Tani dan Pengolahan Sekolah Lapang Pengandalian Hama  Terpadu (SLPHT). Kedepannya SMKN Pertanian Brang Ene akan bekerjsama dengan Balai Benih Unggul (BBU) Kab. Sumbawa Barat dan pembangunan Klinik Petani dimana Petani Kec. Brang Ene bisa konsultasi langsung masalah pertanian.

Potensi lain yang dimiliki oleh SMKN Pertanian Brang Ene adalah Juara Lomba Lari Tingkat Kab. Sumbawa Barat dan Juara II Lomba Cerdas Cermat UUD Tingkat Kab. Sumbawa Barat. " Insyallah tahun depan kami akan berusaha untuk melaju ke tingkat Propinsi bahkan Tingkat Nasional" pungkasnya lagi. (Hasanuddin K.)

Minggu, 07 Maret 2010

MAKAM BERSEJARAH DATU SERAN

Seran. Ada beberapa peninggalan bersejarah yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat, salah satunya adalah Makam Raja-raja kerajaan Datu' Seran yang berada di Desa Seran Kecamatan Seteluk. Dimana titik geografisnya berada di pinggiran gunung desa Seran, sebelah Utara Ibukota Kabupaten Sumbawa Barat,

Makam yang Nisannya terbuat dari ukiran Batu pada Zaman Belanda ini telah berumur ribuan tahun. Lokasi Makam ini memiliki luas keseluruhan kira-kira 60 M persegi  sudah banyak yang tertimbun tanah dan Makam Utamanya berada pada sebuah rumah  kecil  yang  dipugar oleh pemerintah sebagai tempat pemakaman yang bersejarah. Makam ini memiliki sejarah yang penting bagi masyarakat Taliwang (KSB)  yakni Pemimpin  yang memperjuangkan daerah dari Penjajahan Belanda.

Saat Komedik melihat lokasi makam, menurut juru kunci makam, pengunjung harus mematuhi aturan kunjungan yakni harus masuk satu persatu bersama juru kunci. Karena jika banyak yang masuk, dikhawatirkan akan menimbulkan keributan, bahkan konon katanya jika pengunjung membuat keributan akan mengalami kesurupan.

Lokasi pemakaman bersejarah ini dapat dijadikan sebagai obyek wisata mengingat nilai historis yang dimiliki oleh obyek wisata ini. Kerajaan Taliwang dulunya terdiri dari 3 kerajaan yaitu Kerajaan Jereweh yang dipimpin oleh Raja Magaparang, Kerajaan Taliwang yang dipimpin oleh Datu Taliwang dan Kerajaan Seran yang dipimpin oleh Datu Seran.

Kompleks pemakaman ini terkesan angker dengan pohon-pohon besar yang mengelilinginya. Ditunjang pula dengan lokasinya dipinggir hutan menambah suasana hening dan dingin bagi pengunjungnya. Akses menuju pemakaman ini masih tergolong susah karena belum ditunjang dengan infrastruktur jalan yang tidak memadai karena masih berupa jalan setapak melintasi areal persawahan warga dan menembus hutan. Belum lagi akses jalan raya masuk menuju Desa Seran yang kondisinya sangat memperihatinkan

Semoga kedepan, ada program-program pendukung dari Pemerintah untuk pengembangan obyek wisata sehingga obyek wisata bersejarah ini pun akan ikut berbenah diri. Jika obyek wisata ini ditunjang dengan infrastruktur transportasi, maka akan berkembang dengan sendirinya sehingga akan ada peningkatan disektor ekonomi bagi warga setempat yang memanfaatkan lokasi wisata untuk menjalankan bisnis ataupun jasa guide yang melibatkan penduduk lokal.sudirman







PERAYAAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW KABUPATEN SUMBAWA BARAT

Seteluk. Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah agenda tahunan yang rutin dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa Barat. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka melestarikan budaya "tau samawa" yang kerap disebut " Muned".
Kekhasan dari budaya Munid ini yaitu perayaan yang dipusatkan dimasjid-masjid kampung yang diisi dengan ceramah agama dan pembacaan Barzanji. Selain untuk memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad SAW, even ini juga sebagai ajang silaturahmi untuk menambah rasa kekeluargaan dan persaudaraan sesama warga. Ada Munid berarti ada pula " Male' ", hiasan yang dibuat dari bambu yang diraut sedemikian rupa dan dihiasi kertas warna-warni. Diujungnya biasanya disematkan sebutir telur yang sudah dimasak kemudian diwarnai agar lebih meriah. Penganan khas yang umum ditemui yaitu "Me' Minyak dan Wajik" yang terbuat dari Beras ketan.

Perayaan Maulid tahun ini dipusatkan di Lapangan Desa Seteluk Atas, Kecamatan Seteluk Kabupaten Sumbawa Barat. Hal ini diluar kebiasaan karena biasanya perayaan dipusatkan di Ibukota Kabupaten, Taliwang. Perayaan dimeriahkan dengan adanya lomba "Penyekan" (Wadah yang digunakan untuk membawa " Me' Minyak" dan penganan lainnya ke masjid-masjid untuk dikumpulkan kemudian disantap bersama) ditingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah dan tingkat desa se-Kabupaten Sumbawa Barat."Penyekan" dikreasikan sesuai kreatifitas masing-masing. Hasil pantauan Komedik beberapa kreasi penyekan yang ikut perlombaan tersebut sangat beraneka ragam. Ada yang berbentuk Pesawat, Rumah Adat Sumbawa, Ka'bah, Masjid dan lain-lain.
Acara ini diisi dengan Pengukuhan Tokoh Adat Kec. Seteluk oleh Bupati Sumbawa Barat, KH. Zulkifli Muhadli, SH, MM. Tokoh Adat diharapkan dapat menjadi  tolak ukur budaya dalam rangka mengantisipasi masuknya budaya-budaya baru yang  menimbulkan efek negatif bagi warga Kecamatan Seteluk  khususnya dan Kabupaten Sumbawa Barat pada umumnya. Setelah Prosesi Pengukuhan selesai, acara dilanjutkan dengan siraman rohani yang disampaikan langsung oleh Bupati Sumbawa Barat. Beliau menjelaskan tentang hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW dan melestarikan budaya "Muned" ini sebagai tradisi adat istiadat yang dapat menjadi karakteristik masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat.

Acara diakhir dengan pembacaan Barzanji oleh tokoh agama Kecamatan Seteluk yang diiringi doa keselamatan bagi seluruh masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat. Hari Wibowo

RAPUHNYA JEMBATAN "OTAK DESA"

Kalimantong. Di musim panen kali ini, petani Kalimantong kian khawatir dengan kondisi jembatan yang menghubungkan kampung mereka dengan areal persawahan, Jembatan "Otak Desa". Jembatan ini telah sekian lama dibiarkan tak terurus, padahal jembatan ini adalah salah satu jalur yang paling sering dilewati oleh warga setempat.

 Jembatan ini dibangun oleh warga setempat secara swadaya pada Tahun 1979, kini kondisinya sudah sangat tidal layak untuk dilewati. Dinding pengaman jembatan telah roboh, tembok jembatan pun sudah rapuh. Kondisinya kian memprihatinkan dengan banyaknya sampah-sampah yang berserakan disekitarnya, akibat banyak warga yang menjadikan lokasi jembatan untuk membuang sampah.

Warga menggunakan jembatan ini selain sebagai penghubung areal persawahan juga sebagai jalur penghubung ke desa tetangga, Desa Mujahidin. Jika jembatan ini roboh, maka tentu saja petani akan kesulitan untuk menuju areal persawahan. "Saat melintasi jembatan, serasa diguncang sempa 2.7 SR" ujar Darus, seorang kusir dokar pengangkut padi di Desa Kalimantong.

Sekretaris Desa Kalimantong, M. Yakub, saat dikonfirmasi oleh Komedik kemarin mengatakan " Jembatan itu sudah ditinjau dan diukur oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Pertamanan Kabupaten Sumbawa Barat. Akan tetapi, belum jelas kapan jembatan itu akan diperbaiki. Dia juga berharap agar perbaikan jembatan itu segera terlaksana mengingat musim panen telah tiba. Dikhawatirkan jembatan akan roboh sebelum masa panen habis dan warga akan kesulitan untuk mengangkut hasil panen mereka. Semoga hal ini tidak hanya menjadi wacana dan pembahasan diruang rapat bagi pemimpin daerah ini tanpa ada tindakan berarti yang menunjukkan kepeduliannya akan kebutuhan rakyatnya. Amin....Dedi Rivanto